"Selamat datang di Alifiandi's blog"

Kamis, 17 Oktober 2013

Zuhud dan Tawakal


A.      Zuhud

Arti kata zuhud adalah tidak ingin kepada sesuatu dengan meninggalkannya. Menurut istilah zuhud adalah berpaling dan meninggalkan sesuatu yang disayangi yang bersifat material atau kemewahan duniawi dengan mengharap dan menginginkan sesuatu wujud yang lebih baik dan bersifat spiritual atau kebahagiaan akherat.
Ada 3 tingkatan zuhud yaitu:
  1. Tingkat Mubtadi’ (tingkat pemula) yaitu orang yang tidak memiliki sesuatu dan hatinya pun tidak ingin memilikinya.
  2. Tingkat Mutahaqqiq yaitu orang yang bersikap tidak mau mengambil keuntungan pribadi dari harta benda duniawi karena ia tahu dunia ini tidak mendatangkan keuntungan baginya.
  3. Tingkat Alim Muyaqqin yaitu orang yang tidak lagi memandang dunia ini mempunyai nilai, karena dunia hanya melalaikan orang dari mengingat Allah. (menurut Abu Nasr As Sarraj At Tusi)
Menurut Al Gazali membagi zuhud juga dalam tiga tingkatan yaitu:
  1. Meninggalkan sesuatu karena menginginkan sesuatu yang lebih baik dari padanya
  2. Meninggalkan keduniaan karena mengharap sesuatu yang bersifat keakheratan
  3. Meninggalkan segala sesuatu selain Allah karena terlalu mencintai-Nya
Dalam keterangan di atas dapat disimpulkan pandangan bahwa harta benda adalah se’suatu yang harus dihindari karena dianggap dapat memalingkan hati, dari mengingat tujuan perjalanan sufi yaitu Allah.
Namun ada yang berpendapat bahwa zuhud bukan berarti semata-mata tidak mau memiliki harta benda dan tidak suka mengenyam nikmat duniawi, tetapi sebenarnya adalah kondisi mental yang tidak mau terpengaruh oleh harta dan kesenangan duniawi dalam mengabdikan diri kepada Allah

Adapun ciri-ciri zuhud sebagai berikut:
  1. Mengabdi hanya kepada Alloh semata harta bukan tujuan tapi sebagai sarana
  2.  Lebih mengutmakan akhirat, tujuannya hanya kepada Alloh semata
    kaya tapi tidak merasa memiliki.’
  3. Contoh perilaku zuhud yang diajarkan oleh Rasululloh, yaitu ketika beliau dalam keaadan sulit dan paceklik, datanglah Malaikat Jibril menawarkan kepada Nabi Muhammad saw.
  4. Untuk mengubah gunung menjadi emas. Cucu ‘Abdul Muthalib ini menjawab, ”Tidak usah kau jadikan gunung itu menjadi emas, aku akan hidup seadanya aja.

Hikmah daripada zuhud adalah sebagai berikut:
1.      Tidak sombong dan pamer
2.      Akan disukai banyak orang.
3.      Hatinya dekat dengan Alloh (taqorub).

B.       Tawakal

Tawakal menurut bahasa adalah menyerahkan atau mewakilkan sedangkan, menurut istilah adalah menyerahkan segala permasalahan kepada Alloh dan berpegang teguh kepada-Nya.
Rasululloh menganjurkan untuk senantiasa bertawakal kepada Alloh. Dengan bertawakal kepada Alloh setiap perbuatan akan di ridhoi-Nya. Bahkan, Alloh akan memberikan rezeki kepada orang yang bertawakal.

Tawakal bukanlah penyerahan diri kepada Alloh secara mutlak, melainkan penyerahan tersebut harus disertai dengan usaha manusiawi. Bertawakal kepada Alloh mengharuskan seseorang meyakini bahwa alloh lah yang menentukan kejadian segala sesuatu. Setiap muslim dituntut untuk berusaha dan pada saat yang sama dituntut pula untuk berserah diri kepada Alloh swt., menanti hasilnya sesuai kehendak dan ketetapan-Nya.

Berikut ini adalah ciri-ciri tawakal sebagai berikut:

1.      Tidak gelisah kalau di jaman sekarang adalah biasa disebut dengan GALAU
2.      Menyerahkan diri atas utusan Alloh
3.      Tidak meninggalkan ikhtiar (usaha).

Hikmah daripada tawakal adalah sebagai berikut:

1.      Setiap urusan akan terencana
2.      Mendapatkan ketenangan hati
3.      Bersikap optimis
4.      Menyadari keagungan Alloh dan keterbatasan usaha manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar