Gaya secara
sederhana berarti tarikan atau dorongan. Gaya dibagi dua, yaitu gaya
sentuh/kontak dan gaya tak sentuh/tanpa kontak. Gaya memang tidak dapat
dilihat, tetapi dapat diketahui keberadaannya dengan mengamati akibat yang
ditimbulkan. Gaya merupakan besaran vektor (mempunyai arah dan besar, keduanya
dapat diamati dan diukur). Gaya dapat diukur dengan neraca pegas dan
dinamometer. Sedangkan arah gaya identik dengan arah gerak benda.
Gaya gesek
Gaya gesek timbul karena adanya dua benda yang
bersentuhan. Gaya gesek dibagi dua, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek
kinetis. Arah gaya gesekan selalu berlawanan dengan arah gerak benda.
Gaya berat
Gaya berat timbul karena adanya dua faktor yang
mempengaruhi benda, yaitu massa dan gravitasi. Arah gaya berat menuju ke pusat
bumi. Gaya berat disimbolkan dalam huruf w kecil (w). Dengan
rumus: w = m . g m adalah massa, sedangkan g adalah percepatan
gravitasi (Bumi = 9,8 m/s2)
Perpaduan
gaya
Dua buah gaya yang bekerja dalam suatu benda dapat
dipadukan, hasil perpaduannya disebut resultan gaya. Karena gaya merupakan
besaran vektor, maka perpaduan gaya harus mengikuti kaidah penjumlahan dan
pengurangan vektor.
Perpaduan
beberapa gaya searah
Misal, F1 = 10 N; F2 = 20 N; dan F3
= 30 NJadi, resultan gayanya (R) adalah R = F1 + F2
+ F3 = 10 + 20 + 30 = 60 N
Perpaduan
dua gaya berlawanan arah
Misal, F1 = 30 N dan F2 = 20 N
Jadi, resultan gayanya adalah R = -F1 + F2
= -30 + 20 = -10 N (maksudnya 10 N ke arah kiri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar